PON Bela Diri 2025: Momentum Kebangkitan Atlet Bela Diri Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:01:39 WIB
PON Bela Diri 2025: Momentum Kebangkitan Atlet Bela Diri Nasional

JAKARTA - PON Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah, menjadi bukti nyata kualitas atlet bela diri Indonesia. 

Dengan tujuh dari sepuluh cabang olahraga rampung digelar, ajang ini tidak hanya menampilkan kompetisi ketat, tetapi juga membangun sinergi antara atlet, panitia, dan masyarakat setempat, sehingga menciptakan suasana positif untuk prestasi nasional.

PON Bela Diri 2025 Berjalan Lancar Berkat Dukungan Masyarakat

Ketua umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyatakan puas dengan pelaksanaan PON Bela Diri 2025. Ia menilai kesuksesan acara ini tidak lepas dari dukungan masyarakat Kudus yang antusias.

Marciano menjelaskan, kolaborasi antara KONI dan Bakti Olahraga Djarum Foundation menjadi fondasi kuat penyelenggaraan multi-event ini. Kehangatan warga Kudus membuat atlet dari berbagai provinsi merasa diterima, sehingga mereka dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat dan menikmati kota, mulai dari kuliner hingga wisata religi.

Rencana ke depan, PON Bela Diri akan digelar dua tahun sekali, sekaligus menjadi bagian dari kalender kompetisi nasional yang mendorong atlet berprestasi hingga ke kualifikasi Asian Games atau bahkan Olimpiade.

Tujuh Cabor Rampung, Tinggal Tiga Cabor Terakhir

Dari sepuluh cabang olahraga bela diri, tujuh cabor telah rampung digelar. Tahap pertama menampilkan gulat, judo, tarung derajat, dan taekwondo. Sementara tahap kedua mempertandingkan pencak silat, sambo, dan shorinji kempo.

Tiga cabor terakhir yang akan digelar adalah ju-jitsu, karate, dan wushu. Penyelenggaraan tahap akhir ini diharapkan menutup rangkaian PON Bela Diri 2025 dengan sukses dan memberikan momentum tambahan bagi atlet untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya sebelum ajang resmi lainnya.

Dominasi Jawa Tengah di Pencak Silat dan Sambo

Pada cabang pencak silat, Jawa Tengah menjadi pemuncak tabel medali dengan enam emas dan satu perunggu. DKI Jakarta berada di posisi kedua, diikuti Lampung. Atlet-atlet Jateng tampil gemilang di partai puncak, termasuk Ni Gusti Rosia Pratiwi, Muhammad Faizal Ivanda, dan Butsaina Okta Yusnita yang meraih emas di nomor masing-masing.

Shorinji kempo menunjukkan dominasi DKI Jakarta sebagai juara umum, sedangkan Jawa Barat dan Maluku menempati posisi kedua dan ketiga. Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur melengkapi lima besar dengan total medali yang kompetitif.

Di cabang sambo, Jawa Tengah kembali menegaskan dominasinya dengan lima emas, empat perak, dan tujuh perunggu. Kalimantan Timur dan DKI Jakarta menempati posisi kedua dan ketiga. 

Technical Delegate Sambo, Budi Setianto, memuji sinergi panitia dan tim teknis, yang menjadikan PON Bela Diri 2025 sukses tanpa hambatan berarti.

Pencapaian Atlet Melampaui Target Awal

Manajer Tim Pencak Silat Jawa Tengah, Sigit Infantoro, menilai hasil capaian tim jauh melampaui target awal yang hanya menargetkan tiga medali emas. Keberhasilan ini menunjukkan kesiapan atlet meski masa persiapan relatif singkat.

Faizal Ivanda, salah satu pemenang emas, menegaskan fokus, kerja keras, dan doa menjadi kunci keberhasilan. Keenam atlet yang lolos di final tampil gemilang, membuktikan bahwa kualitas atlet Indonesia dalam cabang olahraga bela diri terus meningkat.

Dengan kesuksesan ini, PON Bela Diri 2025 menjadi ajang pembuktian dan motivasi bagi atlet, panitia, dan masyarakat, bahwa olahraga bela diri dapat menjadi salah satu sumber prestasi nasional yang membanggakan.

PON Bela Diri 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi sarana penguatan kolaborasi antara KONI, pihak swasta, dan masyarakat. 

Dominasi Jawa Tengah di beberapa cabang olahraga, keberhasilan atlet meraih medali emas, serta kesiapan untuk cabor terakhir menunjukkan bahwa ajang ini berhasil meningkatkan kualitas dan prestasi atlet nasional. 

Langkah ini diharapkan menjadi kalender rutin yang mendorong atlet Indonesia berprestasi hingga tingkat Asia maupun Olimpiade.

Terkini