JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) menegaskan komitmennya untuk mendorong pembiayaan bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara berkelanjutan.
Tujuan utamanya adalah memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.
Deputi Regional 3 BSI, Imam Syarifudin, menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun 2025, total pembiayaan yang telah disalurkan kepada UMKM mencapai Rp222 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp98 triliun dialokasikan untuk bantuan langsung, Rp52 triliun untuk sektor kecil, dan Rp5 triliun bagi sektor mikro. “Pembiayaan UMKM tidak hanya sekadar menyalurkan dana, tetapi juga perlu disertai pendampingan agar usaha tetap berkelanjutan dan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Pendekatan BSI dalam menyalurkan pembiayaan ini menekankan kualitas dan dampak positif bagi penerima dana.
Strategi yang diterapkan mencakup pemantauan berkelanjutan dan evaluasi atas pemanfaatan dana agar setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar mendorong pertumbuhan usaha. Dengan demikian, pembiayaan UMKM diharapkan mampu memperkuat fondasi ekonomi masyarakat hingga tingkat akar rumput.
Pendampingan dan Digitalisasi UMKM
Selain menyalurkan dana, BSI memberikan pendampingan langsung kepada para pelaku UMKM. Imam menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi UMKM meliputi keterbatasan jaminan, legalitas usaha, serta literasi digital.
Oleh karena itu, BSI menjalankan berbagai program pelatihan keuangan syariah dan digitalisasi UMKM agar pelaku usaha lebih siap menghadapi era ekonomi digital.
Program digitalisasi UMKM mencakup pemanfaatan aplikasi dan platform keuangan syariah, memudahkan akses pembiayaan, serta meningkatkan efisiensi usaha.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, tetapi juga memperluas jangkauan pasar bagi produk-produk lokal. Dengan demikian, UMKM dapat tumbuh lebih kompetitif dan berkelanjutan, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi nasional yang inklusif.
Selain itu, BSI memaksimalkan pemanfaatan dana zakat, infak, dan wakaf produktif (ZISWAF) untuk mendukung penguatan UMKM.
Dana ZISWAF ini dimanfaatkan sebagai modal kerja produktif yang dapat memberikan dampak langsung bagi peningkatan kapasitas usaha, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pendekatan ini menjadi inovasi BSI dalam mengintegrasikan prinsip keuangan syariah dengan pembangunan ekonomi masyarakat.
Strategi Retail Financing dan Inklusi Keuangan Syariah
BSI juga memperluas strategi retail financing untuk meningkatkan akses pembiayaan syariah. Strategi ini mencakup penyederhanaan prosedur, pendampingan peminjam, serta pemanfaatan teknologi digital agar layanan keuangan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Dengan langkah tersebut, pembiayaan syariah tidak hanya menjadi solusi modal usaha, tetapi juga sarana meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Pendekatan ini sejalan dengan program Astadcita Indonesia Emas 2045, yang menekankan penguatan sektor UMKM sebagai penopang ekonomi nasional.
Melalui program tersebut, BSI menargetkan peningkatan inklusi keuangan syariah serta pemanfaatan dana produktif untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah secara merata di seluruh Indonesia.
Upaya peningkatan inklusi keuangan syariah ini juga menjadi bagian dari visi jangka panjang BSI untuk menciptakan ekosistem UMKM yang lebih kuat, mandiri, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan demikian, BSI berperan sebagai katalisator dalam membangun ekonomi masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Dampak Positif Terhadap Perekonomian Nasional
Melalui kombinasi pembiayaan, pendampingan, dan digitalisasi, BSI memastikan UMKM yang didukung tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang pesat.
Pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan akan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), membuka lapangan kerja baru, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Dengan pendekatan terintegrasi, BSI mampu menciptakan efek multiplikasi ekonomi, di mana peningkatan kapasitas UMKM berdampak pada rantai pasok industri, peningkatan konsumsi masyarakat, serta stabilitas ekonomi secara luas.
Hal ini menunjukkan bahwa dukungan keuangan yang disertai dengan strategi berkelanjutan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian negara.
Dengan langkah-langkah tersebut, BSI menegaskan perannya sebagai bank syariah yang tidak hanya fokus pada pembiayaan, tetapi juga pengembangan ekosistem UMKM yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Hal ini sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan global dan membangun kesejahteraan masyarakat secara merata.