Teknologi IoT Mikrobubble Aerator Dorong Produktivitas Perikanan Lokal Sukabumi

Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:14:57 WIB
Teknologi IoT Mikrobubble Aerator Dorong Produktivitas Perikanan Lokal Sukabumi

JAKARTA - Kampung Cipancur, Sukabumi, menjadi pusat inovasi budidaya ikan digital. 

Teknologi Mikrobubble Aerator meningkatkan pertumbuhan ikan nila secara signifikan. Program ini memperkuat kedaulatan pangan dan ekonomi lokal.

Panen Raya Ikan Berbasis Teknologi Digital

Kampung Cipancur, Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Sukabumi, menjadi saksi nyata transformasi digital di sektor perikanan. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Viada Hafid, bersama Bupati Sukabumi, Asep Japar, memimpin panen raya ikan nila berbasis teknologi Internet of Things (IoT) Mikrobubble Aerator.

Panen ini merupakan puncak dari program “Tech-Enabled Fisheries” yang digagas Kementerian Komunikasi dan Digital bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi. 

Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas budidaya ikan air tawar melalui penerapan teknologi digital yang dapat diakses langsung oleh pembudidaya.

Meutya menjelaskan bahwa alat ini mampu meningkatkan kadar oksigen, membuat ikan lebih aktif, dan mempercepat pertumbuhan. “Ini bukti bahwa transformasi digital bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Teknologi Mikrobubble Aerator dan Manfaatnya

Mikrobubble Aerator memungkinkan pembudidaya memantau kadar oksigen, suhu air, dan aktivitas ikan secara real-time. Teknologi ini dikembangkan oleh startup lokal sebagai bagian dari upaya memperkuat kedaulatan pangan dan digital nasional.

Penggunaan teknologi ini juga menandai era baru bagi perikanan Sukabumi, di mana produksi tidak hanya mengandalkan metode tradisional, tetapi didukung sistem digital canggih. Dengan alat ini, pembudidaya dapat mengoptimalkan kondisi kolam secara presisi, sehingga hasil panen lebih besar dan lebih berkualitas.

Program ini telah menjangkau delapan desa, dan rencananya akan diperluas tahun depan. Selain perikanan, Komdigi juga menyiapkan digitalisasi sektor pertanian sebagai bagian dari ekosistem teknologi lintas sektor.

Dukungan Pemerintah dan Dampak bagi Petani

Bupati Sukabumi, Asep Japar, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, teknologi ini membantu petani ikan dan menunjukkan perhatian pemerintah pusat terhadap ketahanan pangan di daerah.

Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Telaga Ikan, Abdul Agus Salim, menyebut bahwa kadar oksigen kolam meningkat hingga tiga kali lipat. Dampaknya langsung terasa pada pertumbuhan dan produktivitas ikan. 

“Dulu hasil terbatas, sekarang panen lebih sering dan ukuran ikan lebih besar. Tantangan kami sekarang adalah akses pasar yang stabil,” katanya.

Abdul Agus berharap pemerintah mendukung pemasaran hasil panen, misalnya menjadikan ikan nila lokal sebagai bagian dari program pangan nasional. Hal ini dinilai penting agar teknologi dan produksi dapat berjalan seimbang dengan distribusi pasar.

Prospek Perikanan Digital Sukabumi

Dengan total lahan 5–7 hektare, kelompok Pokdakan optimistis Sukabumi bisa menjadi sentra ikan nila digital di Jawa Barat. Penerapan teknologi digital membuka peluang besar untuk meningkatkan ekonomi desa dan memperkuat ketahanan pangan.

“Kalau teknologi dan pasar berjalan seimbang, perikanan bisa jadi tulang punggung ekonomi desa,” pungkas Abdul Agus. Transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan kualitas panen, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana inovasi teknologi bisa berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat lokal.

Program “Tech-Enabled Fisheries” menjadi model bagi desa lain, menunjukkan bahwa digitalisasi sektor perikanan bisa mendorong produktivitas, efisiensi, dan kedaulatan pangan secara menyeluruh.

Terkini