Pemerintah Perkuat Pengawasan Tarif dan Layanan Penerbangan Jelang Nataru

Minggu, 14 Desember 2025 | 11:36:10 WIB
Pemerintah Perkuat Pengawasan Tarif dan Layanan Penerbangan Jelang Nataru

JAKARTA - Pemerintah menaruh perhatian besar pada kelancaran layanan penerbangan menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026. 

Lonjakan mobilitas masyarakat diperkirakan kembali terjadi, sehingga kesiapan maskapai dan otoritas penerbangan menjadi hal krusial. Dalam konteks ini, pengawasan terhadap tarif dan kualitas layanan dipertegas agar perjalanan udara tetap aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan langkah pengawasan dilakukan secara menyeluruh selama periode Nataru 2025/2026.

Fokus utama diarahkan pada kepatuhan maskapai terhadap aturan tarif serta konsistensi pelayanan kepada penumpang. Kebijakan ini diharapkan mampu menekan keluhan publik sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap transportasi udara nasional.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Achmad Setiyo Prabowo, menegaskan bahwa seluruh maskapai dilarang menjual tiket melebihi Tarif Batas Atas yang telah ditetapkan. 

Penegasan tersebut disampaikan dalam sebuah forum diskusi bersama pemangku kepentingan sektor transportasi. Pemerintah ingin memastikan tidak ada praktik penetapan harga yang merugikan penumpang selama masa libur besar.

Pengetatan Aturan Tarif Tiket

Achmad Setiyo Prabowo menjelaskan bahwa pola tarif maskapai cenderung berbeda antara hari biasa dan periode libur panjang. Pada hari normal, maskapai umumnya menerapkan tarif batas bawah atau tarif menengah. Namun menjelang hari raya besar, penerapan Tarif Batas Atas menjadi pilihan yang sering digunakan oleh maskapai.

Ia mengakui bahwa meskipun diskon diberikan, masyarakat kerap menilai harga tiket tetap mahal. Persepsi tersebut muncul karena perbedaan signifikan antara harga tiket di masa normal dan masa libur. Kondisi ini kerap memicu keluhan, meski secara aturan tarif yang diterapkan masih berada dalam batas yang diperbolehkan.

Menurutnya, pemahaman masyarakat terkait struktur tarif penerbangan perlu terus diperkuat. Pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan maskapai dan kemampuan beli masyarakat. Dengan pengawasan ketat, diharapkan tidak ada pelanggaran tarif yang dapat merugikan penumpang.

Kesiapan Armada dan Tantangan Operasional

Selain tarif, kesiapan armada menjadi perhatian utama menjelang puncak arus Nataru. Ditjen Hubud mencatat masih terdapat sekitar 200 pesawat dari total 568 armada nasional yang tengah menjalani perawatan. Sementara itu, sebanyak 368 pesawat telah dinyatakan siap beroperasi melayani penumpang.

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan keterbatasan kapasitas penerbangan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, jumlah armada yang belum siap dapat memicu keterlambatan penerbangan. Faktor cuaca dan kendala teknis operasional juga menjadi variabel yang memengaruhi ketepatan jadwal.

Pemerintah berharap seluruh pesawat yang masih dalam perawatan dapat segera rampung sebelum puncak arus libur. Targetnya, seluruh armada dapat dioperasikan maksimal untuk melayani lonjakan penumpang. Upaya ini dilakukan agar risiko delay dapat ditekan semaksimal mungkin.

Proyeksi Lonjakan Penumpang Nataru

Ditjen Hubud memproyeksikan jumlah penumpang angkutan udara selama Nataru 2025/2026 mencapai lebih dari lima juta orang. 

Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan sekitar 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan tingginya minat masyarakat menggunakan transportasi udara saat libur panjang.

Dari total proyeksi tersebut, sebagian besar penumpang berasal dari rute domestik. Pergerakan penumpang tertinggi diperkirakan terjadi pada jalur Jakarta–Bali, Jakarta–Surabaya, dan Jakarta–Ujung Pandang. Rute-rute ini secara tradisional menjadi favorit saat musim liburan.

Sementara itu, untuk penerbangan internasional, jalur Jakarta–Singapura dan Jakarta–Kuala Lumpur diprediksi tetap mendominasi. Selain itu, rute Denpasar–Kuala Lumpur dan sebaliknya juga menunjukkan potensi peningkatan signifikan. Pola ini menunjukkan kuatnya konektivitas regional selama periode libur.

Komitmen Layanan Aman dan Nyaman

Penguatan pengawasan selama Nataru tidak hanya bertujuan menekan pelanggaran tarif. Pemerintah juga menekankan pentingnya menjaga kualitas layanan maskapai kepada penumpang. Aspek ketepatan waktu, keselamatan, dan kenyamanan menjadi perhatian utama selama periode padat penumpang.

Koordinasi antara regulator, maskapai, dan pengelola bandara terus ditingkatkan. Setiap potensi kendala diupayakan dapat diantisipasi lebih awal. Dengan langkah ini, pemerintah berharap perjalanan udara selama Nataru dapat berjalan lancar dan minim gangguan.

Melalui pengawasan tarif, kesiapan armada, serta peningkatan layanan, pemerintah ingin memastikan pengalaman terbang yang lebih baik bagi masyarakat. Komitmen ini menjadi bagian dari upaya menjaga kepercayaan publik terhadap transportasi udara nasional. Libur Nataru pun diharapkan dapat dinikmati dengan aman, nyaman, dan tertib.

Terkini