Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru Ditopang Optimisme Investor

Selasa, 23 September 2025 | 11:07:06 WIB
Harga Emas Dunia Tembus Rekor Baru Ditopang Optimisme Investor

JAKARTA - Harga emas kembali menjadi sorotan setelah berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa.

Penutupan harga di atas level psikologis US$3.700 per troy ons menandai pencapaian bersejarah bagi pasar logam mulia. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi kuat terhadap penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Investor semakin optimistis bahwa kebijakan moneter akan melonggar demi menjaga stabilitas ekonomi. Pada perdagangan terbaru, emas diperdagangkan di kisaran US$3.746 per troy ons. Lonjakan hampir 2% sehari sebelumnya mempertegas status emas sebagai aset safe haven utama di tengah gejolak global.

Emas juga sempat mencetak rekor intraday di level US$3.748. Momentum tersebut memperlihatkan dorongan besar dari ekspektasi pasar akan kebijakan dovish The Fed yang semakin nyata.

Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Dorong Optimisme

Investor kini mencermati rangkaian pidato pejabat The Fed untuk mencari arah kebijakan terbaru. Ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut membuat emas kian menarik.

Gubernur The Fed, Stephen Miran, menegaskan bahwa pemangkasan agresif diperlukan guna mengurangi risiko terhadap prospek ekonomi. Pandangan ini memperkuat sentimen pasar bahwa sikap dovish masih mendominasi.

The Fed sebelumnya memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, pemangkasan pertama sejak Desember. Sinyal kesediaan untuk kembali melonggarkan semakin meneguhkan ekspektasi investor.

Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan di forum publik. Pasar menunggu kejelasan apakah pemangkasan suku bunga berlanjut atau justru ditahan karena inflasi pengeluaran pribadi (PCE) masih di kisaran 2,9%.

Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals, menekankan bahwa permintaan safe haven tetap deras. Ia menyebut faktor geopolitik dan kebijakan moneter menjadi alasan utama mengapa emas terus diburu investor.

Permintaan Global dan Peran Geopolitik

Ketidakpastian politik global turut menambah momentum emas. Situasi konflik Rusia-Ukraina, yang masih berlanjut, mendorong investor beralih ke aset aman. Kondisi ini menjadi katalis tambahan bagi reli harga.

Permintaan emas dari bank sentral juga menguat setelah sempat melemah musiman. Pembelian kembali mencapai 63 ton, sejajar dengan rata-rata pasca-2022. Hal ini memberi tambahan sentimen bullish di pasar global.

Societe Generale mencatat bahwa tren pembelian bank sentral menjadi faktor yang memperkuat reli emas. Investor melihat langkah ini sebagai sinyal jangka panjang atas kepercayaan pada emas. Seiring dengan itu, pasar juga menunggu data inflasi utama Amerika Serikat yang akan dirilis akhir pekan.

Hasil data tersebut dapat menjadi penentu arah kebijakan moneter berikutnya. Momentum positif emas membuktikan bahwa perannya sebagai instrumen lindung nilai tetap kokoh di tengah ketidakpastian global.

Perak Ikut Menguat Seiring Tren Emas

Tak hanya emas, harga perak juga ikut menorehkan catatan mengesankan. Pada perdagangan terakhir, perak sempat ditutup di level tertinggi sepanjang tahun ini.

Harga perak melonjak 2,32% hingga mencapai US$44,08 per troy ons. Kenaikan ini memperlihatkan bahwa investor mulai melirik logam mulia lain setelah emas mencatat rekor baru.

Namun, perak sedikit melemah di perdagangan berikutnya, turun 0,20% ke level US$43,99 per troy ons. Meski demikian, tren jangka menengah masih dinilai positif.

Han Tan, kepala analis pasar di Nemo.money, menyebut bahwa rasio emas-perak saat ini di angka 86, masih lebih tinggi dari rata-rata lima tahun di level 82. Hal ini menunjukkan adanya ruang bagi perak untuk terus mengejar ketertinggalannya.

Investor pun melihat perak sebagai alternatif logam mulia dengan potensi kenaikan lebih lanjut. Dengan momentum yang semakin kuat, perak bisa menjadi sorotan pasar berikutnya setelah reli emas.

Terkini