JAKARTA - Industri komponen otomotif dalam negeri menghadapi tekanan akibat menurunnya permintaan pasar domestik.
Sepanjang Januari–Agustus 2025, penjualan mobil turun 10,7% secara ritel, sementara sepeda motor menurun 1,7% year-on-year. Penurunan ini membuat industri lokal kesulitan menjaga stabilitas produksi dan pendapatan.
Kondisi pasar domestik yang melemah berimbas pada ribuan industri kecil dan menengah, meski perusahaan besar tetap bertahan. Dampak lain, beberapa produsen terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Masalah ini diperparah oleh banjir impor mobil listrik dan truk dari China.
GIAMM menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk menjaga daya saing industri, termasuk pemberian insentif seperti PPnBM-DTP bagi kendaraan dengan TKDN tinggi. Langkah ini diharapkan bisa menstimulasi permintaan lokal sekaligus mendukung supplier dalam negeri.
Ekspor Jadi Penopang Utama
Meski pasar domestik melemah, kinerja ekspor menjadi penopang signifikan bagi industri komponen. Sepanjang paruh pertama 2025, ekspor komponen otomotif tembus US$3 miliar atau sekitar Rp48 triliun. Pertumbuhan ekspor tahunan mencapai hampir 6% year-on-year.
Perusahaan skala besar yang memiliki kerja sama joint venture dengan mitra asing mendominasi ekspor. Hal ini membuat sebagian besar industri lokal, terutama tier 1, tier 2, dan IKM, belum merasakan manfaat penuh dari pasar global.
Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM, menekankan pentingnya membuka akses ekspor untuk industri lokal. Salah satunya melalui partisipasi pada pameran Automechanika Jakarta 2026 yang bekerja sama dengan Messe Frankfurt.
Pameran Automechanika Dorong Jaringan Global
Pameran internasional menjadi kesempatan bagi produsen komponen lokal menjalin network dengan perusahaan asing. GIAMM berharap peserta pameran bisa menembus pasar yang sebelumnya sulit dijangkau.
Langkah ini diharapkan mendorong diversifikasi pasar, sehingga industri tidak bergantung penuh pada penjualan domestik. Melalui pameran, industri lokal dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas sesuai standar global.
Selain itu, pameran juga menjadi platform edukasi teknologi terbaru. Produsen bisa menyesuaikan produk dengan tren kendaraan listrik dan otomotif modern, sehingga daya saing meningkat.
Strategi dan Dukungan Pemerintah
Untuk menjaga keberlanjutan industri, pemerintah diharapkan memberikan insentif serupa yang pernah diterapkan saat pandemi Covid-19. Stimulus berupa PPnBM-DTP untuk kendaraan ber-TKDN tinggi mampu meningkatkan permintaan komponen lokal.
Kebijakan fiskal yang tepat juga membantu produsen menekan biaya produksi dan mengurangi PHK. Dukungan regulasi dan akses ekspor menjadi kunci agar industri komponen otomotif tetap kompetitif di pasar global.
Secara keseluruhan, fokus pada ekspor dan dukungan pemerintah dapat menjaga pertumbuhan industri. Dengan strategi ini, komponen lokal berpeluang menembus pasar internasional sekaligus memperkuat ketahanan industri domestik.