Harga Minyak Menguat, Pasar Fokus pada Kestabilan Produksi OPEC+

Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:44:04 WIB
Harga Minyak Menguat, Pasar Fokus pada Kestabilan Produksi OPEC+

JAKARTA - Harga minyak global mengalami penguatan pada perdagangan awal pekan setelah OPEC+ memutuskan kenaikan produksi yang lebih kecil dari ekspektasi.

Langkah ini meredam kekhawatiran pasar soal pasokan berlebih, meski permintaan yang lemah diperkirakan membatasi lonjakan harga.

Produksi OPEC+ Naik Terbatas

Harga minyak mentah Brent ditutup naik 94 sen atau 1,46% ke posisi US$65,47 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat menguat 81 sen atau 1,33% ke level US$61,69 per barel.

Keputusan OPEC+ menaikkan produksi mulai November sebesar 137.000 barel per hari, sama seperti Oktober, menimbulkan respons positif di pasar.

Menurut Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, “Pasar menilai jumlah minyak yang benar-benar masuk ke pasar jauh lebih sedikit daripada yang diumumkan, mengingat beberapa anggota OPEC+ sudah berproduksi di kapasitas penuh.” Pernyataan ini menegaskan bahwa kenaikan terbatas masih dianggap aman untuk stabilitas harga.

Sebelum pertemuan, sumber menyebut Rusia mendorong kenaikan produksi sebesar 137.000 barel per hari untuk menjaga harga, sementara Arab Saudi menginginkan kenaikan lebih besar demi mempercepat perebutan pangsa pasar.

Faktor Ekspor dan Pasokan Regional

Kenaikan produksi terbatas ini bersamaan dengan meningkatnya ekspor Venezuela, kembalinya aliran minyak Kurdi melalui Turki, dan keberadaan minyak Timur Tengah yang belum terjual untuk pengiriman November.

Analis PVM Oil Associates, Tamas Varga, menambahkan bahwa Arab Saudi tetap mempertahankan harga jual resmi minyak Arab Light untuk Asia tanpa perubahan.

Sejumlah sumber kilang di Asia sebelumnya memperkirakan kenaikan harga, namun ekspektasi tersebut merosot karena pasokan minyak Timur Tengah yang meningkat.

Hal ini memangkas premi harga hingga ke level terendah dalam 22 bulan pada pekan lalu. Dengan demikian, faktor pasokan regional menjadi kunci dalam menahan lonjakan harga yang tajam.

Selain itu, sebagian analis menilai musim perawatan kilang di Timur Tengah akan membantu menstabilkan harga di waktu dekat. Intervensi ini menegaskan bahwa keseimbangan antara pasokan dan permintaan tetap diperhatikan oleh pelaku pasar.

Gangguan Kilang Rusia dan Dampaknya

Kilang minyak Kirishi di Rusia, salah satu yang terbesar, menghentikan unit pengolahan utama setelah serangan drone yang memicu kebakaran. Pemulihan diperkirakan memakan waktu sekitar satu bulan, menurut sumber industri.

Peristiwa ini menambah ketidakpastian pasokan global, namun pasar menilai dampaknya masih terbatas karena produksi OPEC+ yang dikendalikan.

Meski demikian, gangguan kilang tersebut menjadi pengingat bahwa faktor geopolitik dan teknis dapat memengaruhi harga minyak. Investor dan analis tetap mencermati perkembangan lebih lanjut terkait pemulihan operasi kilang dan dampaknya terhadap pasar global.

Permintaan dan Proyeksi Ekonomi

Ekspektasi lemahnya permintaan pada kuartal IV juga menjadi faktor yang menahan potensi kenaikan harga. Administrasi Informasi Energi (EIA) AS melaporkan persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat naik lebih tinggi dari perkiraan pada pekan sebelumnya, seiring melemahnya aktivitas kilang dan permintaan.

Chris Beauchamp, Kepala Analis Pasar IG Group, menyatakan, “Jika produksi meningkat lebih stabil, penurunan harga minyak bisa terkendali. Saat ini banyak bergantung pada apakah ekonomi AS dapat kembali tumbuh sepanjang sisa 2025 hingga 2026, yang akan sangat membantu permintaan.”

Hal ini menegaskan pentingnya prospek ekonomi global bagi pergerakan harga minyak di masa mendatang. Secara keseluruhan, penguatan harga minyak yang moderat menunjukkan bahwa pasar mulai menyesuaikan diri dengan kombinasi pasokan terbatas dan permintaan yang masih lemah.

Pelaku pasar tetap optimis bahwa langkah-langkah OPEC+ dan perkembangan regional akan menjaga stabilitas harga minyak hingga akhir tahun.

Terkini