JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9%.
Kebijakan fiskal yang disiplin dan reformasi kelembagaan jadi faktor utama. Pertumbuhan ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat
Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% untuk 2025 dan 2026, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8%. Peningkatan ini tercatat dalam laporan World Economic Outlook terbaru.
IMF menjelaskan bahwa proyeksi ini didasarkan pada anggaran terbaru, dengan melakukan ekstrapolasi PDB nominal beserta komponennya. Penyesuaian dilakukan agar mencerminkan kebijakan pengeluaran dan pendapatan pemerintah dalam jangka menengah.
Kenaikan proyeksi ini menunjukkan Indonesia tetap menjadi “bright spot” di tengah perlambatan ekonomi global, berkat reformasi kelembagaan dan kebijakan fiskal yang disiplin.
Apresiasi IMF terhadap Kebijakan Pemerintah
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa IMF mengapresiasi keberhasilan pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi tinggi.
Kombinasi reformasi kelembagaan, pembentukan Dana Abadi, hilirisasi sumber daya alam, dan optimalisasi potensi generasi muda dianggap berhasil meredam keresahan publik serta menjaga stabilitas ekonomi.
IMF menilai kebijakan fiskal pro-pertumbuhan yang tetap disiplin menjadi nilai tambah. Purbaya menekankan, fundamental ekonomi yang kuat, disiplin fiskal konsisten, serta sektor swasta yang adaptif menjadi faktor kunci dalam memelihara momentum pertumbuhan.
Kebijakan ini memperkuat kepercayaan publik, terutama generasi muda, terhadap lapangan kerja dan prospek ekonomi nasional.
Kebijakan Fiskal dan Dukungan Sektor Swasta
Pemerintah menegaskan komitmen menjaga defisit APBN di bawah 3% dan rasio utang di bawah 60% terhadap PDB. Selain itu, peran sektor swasta diperkuat melalui insentif usaha dan belanja fiskal yang efektif.
Likuiditas di pasar dijaga melalui penempatan dana negara sebesar Rp200 triliun berbunga rendah di bank-bank Himbara. Langkah ini mampu menjaga kas negara tetap aman dan produktif bagi perekonomian.
Base money atau uang beredar juga tumbuh sekitar 13% (yoy), mencerminkan dukungan pemerintah terhadap likuiditas yang memadai. Kebijakan fiskal yang terarah dan sektor swasta yang adaptif menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Prospek Ekonomi Indonesia ke Depan
Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan disiplin fiskal yang konsisten, Indonesia diprediksi mampu mempertahankan pertumbuhan tinggi meski menghadapi ketidakpastian global. Reformasi kelembagaan, hilirisasi sumber daya alam, dan optimalisasi generasi muda menjadi strategi jangka panjang pemerintah.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan sentimen positif publik, meningkatkan keyakinan terhadap lapangan kerja, dan mendorong investasi. Pemerintah juga memastikan ketersediaan likuiditas berbunga rendah tetap memadai, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan produktif.
Kombinasi kebijakan fiskal, sektor swasta yang adaptif, dan reformasi struktural menjadikan Indonesia resilien dan mampu menavigasi tantangan global, sehingga pertumbuhan 4,9% menjadi target yang realistis dan optimis.