BSI

BSI Manfaatkan Kenaikan Harga Emas untuk Perkuat Bisnis Bullion

BSI Manfaatkan Kenaikan Harga Emas untuk Perkuat Bisnis Bullion
BSI Manfaatkan Kenaikan Harga Emas untuk Perkuat Bisnis Bullion

JAKARTA - Tren kenaikan harga emas tidak hanya menjadi sorotan bagi para investor, tetapi juga membuka peluang strategis bagi dunia perbankan syariah. 

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) melihat momentum ini sebagai langkah penting untuk memperluas bisnis emas fisik dan memperkuat posisinya sebagai satu-satunya bank syariah yang telah mengantongi izin bullion bank di Tanah Air.

Peningkatan permintaan masyarakat terhadap emas menjadi sinyal positif bagi BSI untuk mengoptimalkan potensi pasar sekaligus menjaga keseimbangan rantai pasok yang berkelanjutan.

Kenaikan Harga Emas Jadi Peluang Ekspansi Bisnis

Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menilai tren kenaikan harga emas mencerminkan permintaan masyarakat yang terus tumbuh. Kondisi ini membuka ruang besar bagi BSI untuk memperluas bisnis emas fisik yang sedang dikembangkan.

“Ya itu merupakan opportunity yang bagus ya. Harga emas naik artinya demand-nya, pasarnya meningkat,” ujar Bob.

Sebagai satu-satunya bank syariah yang telah mendapatkan izin resmi untuk menjalankan kegiatan bullion bank dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BSI memiliki keunggulan kompetitif di industri keuangan syariah nasional. 

Keberadaan izin tersebut memungkinkan BSI untuk melakukan kegiatan usaha emas fisik secara profesional dan terukur, termasuk jual beli, penyimpanan, serta pengelolaan aset emas nasabah.

Bob menjelaskan bahwa peluang ini akan menjadi bagian dari strategi jangka panjang BSI untuk memperluas basis nasabah dan memperkuat portofolio bisnis berbasis aset riil. Dengan dukungan kenaikan harga emas, BSI berpotensi meningkatkan kontribusi bisnis emas terhadap total pendapatan perusahaan secara signifikan.

Menjaga Keseimbangan Pasokan dan Permintaan Emas

Di balik peluang yang terbuka lebar, lonjakan permintaan emas juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi BSI, khususnya dalam menjaga keseimbangan antara stok fisik dan volume penjualan. Bob menegaskan bahwa BSI selalu memastikan setiap transaksi emas yang dilakukan didukung oleh ketersediaan barang nyata.

“Di BSI kita memang memastikan bahwa kalau kita menjual, memang barangnya ada. Jadi kita juga beli. Kebetulan saat sekarang kalau BSI kan harus memiliki kerja sama dengan para produsennya. Tapi kita bukan produsen, nah ini yang menjadi satu tantangan buat kita untuk ke depan,” jelasnya.

Untuk menjamin ketersediaan pasokan emas, BSI menjalin kerja sama dengan beberapa produsen utama dalam negeri seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). Melalui kemitraan ini, BSI berupaya memastikan pasokan emas tetap stabil dan dapat memenuhi permintaan pasar yang meningkat tajam.

Ke depan, BSI membuka peluang memperluas jaringan mitra dengan produsen emas lainnya guna memperkuat rantai pasok nasional. “Tapi sementara ini memang buat BSI ya masih di 2–3 produsen lah ya, dan kita kayaknya memang perlu menambah lagi rekanan untuk produsen emas,” tambah Bob.

Langkah ini diharapkan mampu menjaga keberlanjutan bisnis bullion bank BSI serta meningkatkan efisiensi dalam distribusi produk emas ke masyarakat.

Harga Emas Tembus Rekor, Dorong Pertumbuhan Bisnis Bullion

Kenaikan harga emas di pasar domestik dan global menjadi katalis utama bagi pertumbuhan bisnis bullion. Berdasarkan data terkini, harga emas Antam berada di kisaran Rp2.557.000 per gram, sedangkan emas Pegadaian sekitar Rp2.418.000 per gram. 

Sementara itu, di pasar internasional, harga emas telah menembus level 4.200 dolar AS per troy ounce, menandai kenaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.

Kondisi ini memperkuat posisi emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI melihat bahwa tren kenaikan tersebut tidak hanya mendorong minat investasi masyarakat, tetapi juga memperluas potensi pasar untuk produk-produk berbasis emas yang sesuai dengan prinsip syariah.

Bob memperkirakan harga emas masih akan bergerak naik dalam jangka pendek sebelum berangsur stabil pada bulan berikutnya. “Yang jelas bahwa di bulan-bulan Oktober, bulan ini naiknya akan spike. Tapi nanti mungkin di bulan berikutnya dia akan lebih stabil gitu, ini kan naiknya cukup cepat gitu,” ujarnya.

Dengan fluktuasi harga yang dinamis, BSI berkomitmen untuk memberikan solusi investasi emas yang aman, transparan, dan mudah diakses masyarakat, mulai dari nilai kecil hingga produk investasi jangka panjang.

BSI Mantapkan Posisi sebagai Pemimpin Bullion Bank Syariah

Melalui pengelolaan bisnis bullion yang hati-hati dan berbasis prinsip syariah, BSI berambisi memperkuat posisinya sebagai pelopor bank emas syariah di Indonesia. Inovasi produk, kemitraan strategis dengan produsen emas nasional, serta pemanfaatan momentum kenaikan harga menjadi fondasi utama ekspansi bisnis BSI ke depan.

Selain memperluas bisnis fisik, BSI juga berencana mengembangkan layanan digital emas agar nasabah dapat bertransaksi dengan mudah dan aman. Strategi ini selaras dengan misi BSI untuk menghadirkan ekosistem keuangan syariah yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

Kenaikan harga emas menjadi bukti bahwa potensi sektor ini terus berkembang dan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional. 

Melalui pendekatan syariah yang kuat dan komitmen menjaga keberlanjutan rantai pasok, BSI tidak hanya memperluas bisnisnya, tetapi juga memperkuat peran dalam menciptakan ketahanan ekonomi umat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index