JAKARTA - Timnas Indonesia menghadapi tantangan waktu menjelang fase keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Laga pertama melawan Arab Saudi dijadwalkan pada 8 Oktober, diikuti menghadapi Irak pada 11 Oktober.
FIFA Matchday baru dibuka pada 7 Oktober, sehingga beberapa klub masih bisa menahan pemain mereka hingga batas waktu resmi. Kondisi ini memaksa tim pelatih menyiapkan strategi yang fleksibel dan adaptif. Situasi ini memengaruhi seluruh pemain, baik yang bermain di dalam negeri maupun luar negeri.
Klub yang sudah menjalani laga kompetisi sebelum 7 Oktober biasanya bersedia melepas pemainnya, sedangkan yang belum menjalani pertandingan bisa menunda panggilan negara Hal ini berpengaruh langsung pada persiapan dan kebugaran pemain saat bergabung dengan tim.
Pemain Diaspora yang Bergabung Terlambat
Dari 23 pemain Timnas Indonesia yang berkiprah di luar negeri, tiga pemain diperkirakan akan terlambat bergabung, yaitu Kevin Diks (Borussia Monchengladbach), Calvin Verdonk (LOSC Lille), dan Dean James (Go Ahead Eagles).
Ketiga bek sayap ini kemungkinan baru bisa hadir pada 7 Oktober, beberapa jam atau sehari sebelum laga melawan Irak. Keterlambatan ini tentu berdampak pada latihan tim dan penyusunan strategi.
Verdonk menjadi perhatian khusus karena jadwalnya yang sangat padat. Dalam sepekan, ia akan tampil tiga kali, termasuk laga melawan PSG pada 6 Oktober dan AS Roma pada 2 Oktober. Intensitas tinggi ini bisa memengaruhi kondisi fisik dan performanya, sehingga manajemen tenaga menjadi faktor krusial dalam persiapan tim.
Tantangan Pemain Lokal
Pemain yang berkompetisi di Super League 2025/2026 juga baru bisa bergabung setelah 5 Oktober. Misalnya, empat pemain Persib Bandung—Beckham Putra, Mac Klok, Thom Haye, dan Eliano Reijnders baru bisa terbang setelah laga terakhir melawan PSM Makassar.
Pemain lain yang bermain pada 2–4 Oktober juga baru dapat bergabung mendekati laga, sehingga koordinasi dan taktik harus disesuaikan dengan kondisi riil tim.
Padatnya jadwal memaksa pelatih menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi kelelahan dan menjaga performa pemain. Fokus utama tetap pada keseimbangan pertahanan dan serangan, agar tim tetap solid meski sebagian pemain belum lengkap hadir.
Strategi Pragmatis Pelatih Shin Tae Yong
Shin Tae Yong menyiapkan formula yang menyesuaikan kondisi pemain. Formasi yang diterapkan cenderung pragmatis, fokus pada pertahanan kolektif, kesabaran, dan serangan balik cepat.
Pemain diminta membantu pertahanan secara bersama, memanfaatkan lemparan ke dalam jauh oleh Pratama Arhan, dan tembakan second line sebagai strategi ofensif.
Pendekatan ini berbeda dengan gaya dominan Patrick Kluivert pada laga uji coba sebelumnya, yang menekankan penguasaan permainan secara agresif. Shin Tae Yong memilih menyesuaikan taktik dengan keterbatasan waktu dan kondisi pemain, agar tim tetap kompetitif meski belum lengkap secara fisik.
Peran Diaspora dalam Persiapan
Meski bergabung terlambat, pemain diaspora tetap menjadi pilar penting. Mereka memberikan pengalaman, kualitas permainan, dan dinamika tim yang dibutuhkan untuk menghadapi Arab Saudi dan Irak.
Manajemen tenaga dan rotasi pemain menjadi hal utama, terutama menghadapi jadwal padat dan perbedaan zona waktu yang memengaruhi stamina.
Berikut jadwal diaspora menjelang kualifikasi: Emil Audero (4 Oktober), Martin Paes (5 Oktober), Kevin Diks (6 Oktober), Calvin Verdonk (6 Oktober), Dean James (6 Oktober), Pratama Arhan (5 Oktober), Asnawi Mangkualam (4 Oktober), dan lainnya. Persiapan yang matang menjadi kunci agar mereka tetap dapat berkontribusi maksimal.
Lawan Tuan Rumah dan Strategi
Arab Saudi berkumpul sejak 29 September dan tidak perlu melakukan perjalanan jauh, sementara Irak berangkat ke Saudi pada 6 Oktober. Kondisi ini memberikan keuntungan awal bagi lawan. Indonesia harus menyesuaikan strategi menghadapi keterbatasan waktu, perjalanan jauh bagi pemain diaspora, dan kesiapan fisik pemain lokal.
Strategi pragmatis dengan pertahanan solid dan serangan balik cepat diharapkan mampu menyeimbangkan perbedaan kondisi. Tim tetap fokus pada koordinasi, pemanfaatan peluang, dan menjaga stamina pemain agar bisa tampil optimal.
Optimisme Pelatih dan Kesiapan Tim
Meski persiapan tidak ideal, Shin Tae Yong tetap optimis. Pendekatan yang tepat, manajemen tenaga, dan disiplin taktik diharapkan menjaga kualitas permainan. Tim menyesuaikan formasi dan strategi berdasarkan kondisi nyata, sehingga peluang untuk meraih hasil positif tetap terbuka.
Timnas Indonesia menghadapi tantangan serius dalam persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Padatnya jadwal pemain diaspora dan lokal, perbedaan zona waktu, serta keterbatasan fisik menuntut strategi matang.
Dengan pendekatan pragmatis, optimisme pelatih, dan koordinasi seluruh tim, Indonesia tetap berupaya tampil kompetitif menghadapi Arab Saudi dan Irak. Waktu bukan penghalang, melainkan ujian kesiapan dan adaptasi seluruh tim.