JAKARTA - Bank OCBC NISP memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2026 akan berada pada level low double digit, sejalan dengan arah kebijakan industri perbankan yang lebih agresif.
Direktur OCBC NISP, Hartati, menekankan bahwa percepatan penyaluran kredit sangat bergantung pada perbaikan kondisi ekonomi domestik dan global.
Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit industri antara 8% hingga 12% pada tahun mendatang, meningkat dibandingkan target tahun sebelumnya yang berada di kisaran 8%–11%.
Dengan proyeksi ini, perseroan berharap momentum pemulihan ekonomi dapat mendorong permintaan kredit dari berbagai sektor, sekaligus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Strategi Diversifikasi Segmen Kredit
Hartati menekankan bahwa OCBC akan mendorong penyaluran kredit di seluruh segmen usaha sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan pertumbuhan sekaligus meminimalkan risiko konsentrasi pada satu sektor tertentu.
“Bank menargetkan pertumbuhan kredit di setiap segmen, sambil tetap mencermati kondisi terkini dan menerapkan prinsip kehati-hatian,” ujar Hartati.
Strategi diversifikasi ini mencakup penyaluran kredit untuk sektor ritel, konsumer, UMKM, hingga korporasi besar, sehingga potensi pertumbuhan dapat dirasakan secara merata di berbagai lini usaha.
Selain itu, OCBC akan meningkatkan kolaborasi dengan mitra bisnis untuk menghadirkan produk kredit yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Langkah ini diharapkan dapat memaksimalkan penetrasi kredit sekaligus meningkatkan loyalitas nasabah melalui solusi finansial yang relevan.
Kinerja Kredit Terkini dan Tantangan Eksternal
Hingga Oktober 2025, total kredit OCBC tercatat sebesar Rp 158,09 triliun, dengan pertumbuhan 0,80% secara tahunan (YoY). Meskipun capaian tersebut masih terbatas, perseroan melihat peluang signifikan untuk mempercepat pertumbuhan kredit pada tahun berikutnya.
Hartati menekankan bahwa stabilitas ekonomi menjadi kunci dalam mencapai target pertumbuhan double digit. “Permintaan kredit dari sektor konsumsi maupun korporasi perlu kembali menguat agar target tersebut bisa tercapai,” ujarnya.
Meski optimistis, OCBC tetap mewaspadai risiko eksternal, termasuk volatilitas ekonomi global yang dapat memengaruhi permintaan kredit. Dengan pengelolaan risiko yang cermat, perseroan yakin dapat menjaga kualitas aset sekaligus mendukung ekspansi kredit yang berkelanjutan.
Langkah OCBC Mempercepat Pertumbuhan
Untuk mewujudkan target tersebut, OCBC memanfaatkan berbagai strategi internal dan inovasi produk. Bank fokus pada peningkatan efisiensi proses kredit, digitalisasi layanan, serta penawaran produk kredit yang lebih kompetitif untuk segmen ritel dan UMKM.
Digitalisasi menjadi salah satu fokus utama dalam mempercepat proses persetujuan kredit dan meningkatkan pengalaman nasabah. Dengan memanfaatkan teknologi, OCBC mampu memproses pengajuan lebih cepat, menekan biaya operasional, dan memperluas jangkauan layanan ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Selain itu, OCBC aktif memantau tren ekonomi global dan domestik untuk menyesuaikan strategi penyaluran kredit. Hal ini termasuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga, perubahan regulasi, serta dinamika sektor industri yang dapat memengaruhi permintaan pembiayaan.
Dengan kombinasi strategi diversifikasi, digitalisasi, dan manajemen risiko yang solid, OCBC optimistis dapat mencapai pertumbuhan kredit double digit pada 2026. Bank menekankan bahwa pencapaian ini bukan hanya soal angka, tetapi juga menjaga kualitas portofolio dan memperkuat kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan.