JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perhubungan Darat memastikan kesiapan pengelolaan arus penyeberangan Merak-Bakauheni menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.
Berdasarkan survei pergerakan masyarakat, rute ini diprediksi menjadi jalur penyeberangan paling diminati, sehingga pengelolaan yang terintegrasi sangat diperlukan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menekankan pentingnya sinergi antar-stakeholder agar pelayanan di pelabuhan sesuai harapan masyarakat. "Artinya perlu pengelolaan yang baik dan penuh sinergi antar stakeholder.
Sehingga pelayanan yang kita berikan sesuai harapan masyarakat," ujarnya. Strategi ini menjadi dasar agar arus kendaraan yang menyeberang bisa tertata dengan rapi, aman, dan lancar.
Pemerintah menyiapkan delapan pelabuhan yang terintegrasi, empat di sisi Jawa (Merak, Ciwandan, BBJ Bojonegara, Krakatau Bandar Samudera) dan empat di sisi Sumatera (Bakauheni, Panjang, Wika Beton, BBJ Muara Pilu).
Pembagian dermaga ini dilakukan sesuai golongan kendaraan yang menyeberang, sehingga potensi kemacetan dapat diminimalkan.
Delaying System untuk Antisipasi Cuaca Buruk
Selain pembagian dermaga, Kemenhub menyiapkan delaying system sebagai strategi mengatur ritme kendaraan menuju pelabuhan. Strategi ini menjadi penting, terutama saat cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi dan angin kencang yang berpotensi menunda keberangkatan kapal.
Aan menekankan, strategi delaying system ini diterapkan dengan konsep buffer zone agar kendaraan tidak menumpuk di dermaga. Hal ini sangat relevan karena prediksi BMKG menunjukkan puncak musim hujan pada Desember hingga Januari, disertai potensi bibit siklon.
"Safety atau keselamatan adalah yang utama karena itu kami menyiapkan strategi delay system dengan penerapan buffer zone," jelasnya.
Dengan adanya sistem ini, kendaraan bisa tertata menunggu giliran berlayar, sehingga penumpukan di pelabuhan bisa dihindari. Pendekatan ini memastikan perjalanan pemudik tetap aman dan nyaman meski cuaca kurang bersahabat.
Koordinasi Lintas Sektor untuk Kelancaran Operasi
Kemenhub juga menegaskan koordinasi lintas sektor menjadi kunci kesuksesan operasi angkutan Nataru. Pihak ASDP mengoperasikan seluruh armada penyeberangan selama 24 jam untuk melayani kendaraan pemudik. Sementara itu, Korlantas Polri dan stakeholder terkait ikut mengatur lalu lintas darat dan manajemen operasional pelabuhan.
Semua langkah ini disinergikan mulai dari SOP, pembagian pelabuhan, hingga pengaturan lalu lintas. Tujuannya adalah menciptakan arus kendaraan yang teratur, meminimalkan kemacetan, dan menjaga keselamatan masyarakat.
Aan menegaskan, kehadiran negara di titik pelayanan publik seperti ini menjadi wujud komitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Dengan koordinasi lintas sektor yang matang, potensi gangguan akibat lonjakan kendaraan atau cuaca ekstrem dapat diantisipasi. Langkah ini sekaligus membuktikan kesiapan pemerintah dalam menghadapi musim libur panjang dengan sistem yang profesional dan terukur.
Pelayanan Terbaik Demi Kenyamanan Masyarakat
Kesiapan menghadapi libur Nataru bukan hanya soal jumlah kapal atau strategi teknis, tetapi juga layanan menyeluruh untuk masyarakat. Aan menekankan pelayanan terbaik meliputi pengaturan arus kendaraan, keamanan penumpang, hingga kenyamanan selama menunggu di dermaga.
Pengaturan pelabuhan yang terintegrasi dan pembagian dermaga menurut golongan kendaraan, dikombinasikan dengan delaying system, diharapkan membuat pengalaman penyeberangan lebih aman dan lancar. Pemudik bisa tiba di tujuan tanpa mengalami kemacetan panjang atau risiko keselamatan yang tinggi.
Secara keseluruhan, pengelolaan arus penyeberangan Merak-Bakauheni pada libur Nataru 2025/2026 mencerminkan kesiapan pemerintah dalam menghadirkan pelayanan publik yang efisien, terkoordinasi, dan aman.
Strategi ini menjadi contoh nyata bagaimana berbagai elemen negara bersinergi untuk mendukung keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran perjalanan masyarakat selama masa libur panjang.