JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan, menutup perdagangan di level 8.620,48 atau melemah 0,92% dari pembukaan.
Meski sempat menguat di awal sesi, tekanan jual membuat indeks melemah tajam dan menembus level psikologis 8.700. Aktivitas perdagangan tercatat padat, dengan nilai transaksi mencapai Rp34,32 triliun, melibatkan 69,91 miliar saham yang berpindah tangan dalam 3,6 juta kali transaksi.
Pergerakan saham cukup variatif, di mana 201 saham berhasil menguat, sementara 500 saham melemah dan 98 saham tidak bergerak. Fluktuasi ini mencerminkan adanya dinamika kuat antara pelaku pasar domestik dan asing.
Pelemahan indeks juga terjadi seiring ketidakpastian global dan faktor internal yang memengaruhi kepercayaan investor, sehingga strategi diversifikasi menjadi penting bagi pelaku pasar.
Fenomena koreksi IHSG memberikan peluang bagi investor untuk melakukan seleksi saham potensial. Meski indeks melemah, terdapat saham-saham strategis yang menjadi fokus aksi beli investor institusi maupun asing.
Hal ini menunjukkan bahwa koreksi pasar dapat dimanfaatkan sebagai momentum investasi jangka menengah hingga panjang.
Aksi Investor Asing di Tengah Koreksi
Meski IHSG terkoreksi, investor asing justru tercatat melakukan aksi beli bersih pada beberapa saham unggulan. Di sisi lain, mereka juga melakukan penjualan bersih sebesar Rp1,32 triliun di pasar reguler dan Rp1,42 triliun di pasar negosiasi, menunjukkan adanya pengelolaan portofolio secara selektif.
Aksi beli bersih asing sebesar Rp58,28 miliar di pasar reguler memperlihatkan bahwa meskipun sentimen pasar negatif, investor global tetap memanfaatkan momen untuk menambah kepemilikan saham strategis.
Pergerakan ini menunjukkan strategi cerdas investor asing dalam menghadapi volatilitas pasar. Mereka cenderung memborong saham yang fundamentalnya kuat, meskipun indeks melemah. Hal ini menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar domestik bahwa koreksi sementara bisa dijadikan kesempatan akumulasi saham unggulan.
Selain itu, perilaku investor asing yang selektif juga membantu menjaga stabilitas pasar. Dengan aksi beli yang fokus pada saham-saham tertentu, tekanan jual berlebih dapat diminimalkan, sehingga volatilitas IHSG tetap terkendali dalam jangka menengah.
Saham Favorit Asing Menjadi Primadona
Beberapa saham menjadi favorit investor asing dalam perdagangan kali ini. Saham PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) mencatat aksi beli bersih hingga Rp383,58 miliar, diikuti PT Petrosea Tbk. (PTRO) sebesar Rp122,19 miliar dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) senilai Rp115,98 miliar.
Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) juga mendapat perhatian asing dengan net buy Rp110,43 miliar, sedangkan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dicatat Rp109,99 miliar.
Saham-saham lain yang diminati termasuk PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) Rp98,44 miliar, PT Astra International Tbk. (ASII) Rp59,98 miliar, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Rp59,28 miliar, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) Rp56,40 miliar, dan PT Timah Tbk. (TINS) Rp54,03 miliar.
Pemilihan saham ini menunjukkan fokus investor asing pada sektor energi, infrastruktur, perbankan, dan telekomunikasi sebagai pilihan jangka menengah yang stabil.
Selain nilai buyback yang signifikan, saham unggulan ini memiliki fundamental yang kuat, termasuk likuiditas tinggi dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Strategi akumulasi saham unggulan di tengah koreksi IHSG memberi sinyal optimisme terhadap potensi pemulihan pasar dalam waktu dekat.
Strategi dan Peluang Investor Domestik
Koreksi IHSG dapat dimanfaatkan investor domestik untuk melakukan akumulasi saham unggulan. Saham-saham yang diborong investor asing umumnya memiliki prospek jangka panjang yang kuat, sehingga menjadi target yang menarik bagi investor retail maupun institusi lokal.
Selain itu, fluktuasi IHSG menunjukkan perlunya strategi diversifikasi portofolio agar risiko dapat diminimalkan. Investor disarankan mengamati pergerakan saham unggulan, sentimen global, dan faktor fundamental perusahaan untuk menentukan momentum beli yang tepat.
Dengan memahami pola aksi beli investor asing, pelaku pasar domestik dapat menyesuaikan strategi investasi. Aksi beli yang selektif pada saham unggulan dapat menjadi indikator untuk memprediksi tren pergerakan IHSG selanjutnya.
Koreksi sementara ini memberikan peluang akumulasi, sehingga potensi keuntungan dapat dimaksimalkan ketika pasar kembali menguat.
Pergerakan IHSG hari ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks, namun tetap memberikan peluang bagi investor yang cermat. Strategi akumulasi saham unggulan dan pemantauan sentimen asing menjadi kunci untuk meraih keuntungan dalam jangka menengah.