Bursa Asia

Bursa Asia Diperkirakan Menguat Saat Pembukaan Perdagangan Berkat Sentimen Global

Bursa Asia Diperkirakan Menguat Saat Pembukaan Perdagangan Berkat Sentimen Global
Bursa Asia Diperkirakan Menguat Saat Pembukaan Perdagangan Berkat Sentimen Global

JAKARTA - Pasar saham Asia diproyeksikan memulai perdagangan dengan kecenderungan menguat. 

Optimisme tersebut muncul setelah rilis data inflasi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan. Kondisi ini memperkuat harapan pelonggaran kebijakan moneter global.

Data inflasi yang lebih jinak dinilai memberi ruang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga. Harapan tersebut mendorong sentimen positif di pasar saham global. Dampaknya mulai tercermin pada pergerakan bursa Asia.

Pelaku pasar merespons data tersebut dengan meningkatkan minat terhadap aset berisiko. Bursa Asia pun mengikuti arah pergerakan positif dari Wall Street. Sentimen global menjadi pendorong utama pembukaan pasar.

Pergerakan Indeks Berjangka Asia

Kontrak berjangka indeks saham Jepang, Australia, dan Hong Kong tercatat bergerak naik tipis. Kenaikan ini terjadi pada awal perdagangan Asia. Arah positif tersebut mengikuti penguatan bursa saham Amerika Serikat.

Indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan sebesar 0,8 persen. Sementara itu, Nasdaq 100 melonjak lebih tinggi dengan kenaikan 1,5 persen. Kinerja ini memberikan dukungan kuat bagi pasar Asia.

Kenaikan indeks global menjadi acuan bagi investor regional. Bursa Asia memanfaatkan momentum sentimen positif tersebut. Kondisi ini membuka peluang penguatan lanjutan di awal perdagangan.

Saham Teknologi dan Dinamika Wall Street

Penguatan saham teknologi menjadi pendorong utama kenaikan Wall Street. Prospek solid dari perusahaan semikonduktor Micron Technology meredakan kekhawatiran pasar. Isu belanja kecerdasan buatan dan valuasi saham teknologi mulai mereda.

Di sisi lain, saham Nike Inc mengalami penurunan lebih dari 5 persen. Pelemahan tersebut dipicu oleh berlanjutnya tekanan bisnis di China. Penurunan ini sedikit menahan sentimen positif pasar.

Meski ada tekanan pada sektor tertentu, pasar saham AS tetap bergerak kuat. Kinerja sektor teknologi mampu menutup pelemahan saham lainnya. Sentimen keseluruhan pasar tetap berada di zona positif.

Inflasi AS dan Arah Kebijakan Moneter

Inflasi Amerika Serikat menjadi fokus utama perhatian pasar global. Laju kenaikan indeks harga konsumen tercatat paling lambat sejak awal 2021. Data ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi.

Perlambatan inflasi mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun tiga basis poin ke level 4,12 persen. Penurunan ini sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Meskipun demikian, kehati-hatian tetap mewarnai pandangan pelaku pasar. Penutupan pemerintahan sebelumnya memengaruhi pengumpulan data inflasi. Akurasi data menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

Faktor Global dan Aset Lainnya

Pasar swap hanya mencerminkan peluang sekitar 20 persen pemangkasan suku bunga pada Januari. Pemangkasan penuh baru diperhitungkan pada pertengahan 2026. Pelaku pasar memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tahun depan.

Isu geopolitik turut memengaruhi sentimen pasar global. Rencana penjualan senjata Amerika Serikat ke Taiwan memicu respons dari China. Ketegangan dengan Venezuela dan Rusia menopang harga minyak.

Di pasar lain, yen bergerak stabil di kisaran 155 per dolar AS. Pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga Bank of Japan. Sementara itu, kripto dan logam mulia mengalami koreksi ringan setelah kenaikan sebelumnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index