JAKARTA - Upaya menuju transisi energi hijau terus digencarkan oleh PT Pertamina (Persero) bersama subholding dan anak perusahaannya.
Melalui kolaborasi antara Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Pertamina Hulu Rokan (PHR), perusahaan energi pelat merah ini membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di industri migas Indonesia, sekaligus yang terbesar di lingkungan Pertamina Group.
PLTS Zona Rokan memiliki kapasitas total 25,7 megawatt-peak (MWp) yang tersebar di tiga lokasi utama, yaitu Rumbai, Duri, dan Dumai.
Menurut Koordinator PLTS, Suadi An’arih Sembiring, proyek ini mampu menghasilkan listrik bersih hingga 76.237.827 kilowatt-jam (kWh) per tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi listrik satu rumah besar rata-rata sekitar 10 ribu kWh per tahun.
Energi bersih dari PLTS ini dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional perkantoran dan penerangan di kompleks perumahan karyawan.
Suadi menjelaskan bahwa PLTS Zona Rokan berperan besar dalam mengurangi emisi karbon hingga 78.396 ton CO₂ per tahun, setara dengan menanam sekitar satu juta pohon sejak mulai beroperasi pada 2022.
“PLTS Zona Rokan sebagai yang terbesar di Pertamina Group telah mendukung pengurangan emisi karbon mencapai 78.396 ton CO₂ per tahun. Jumlah ini setara dengan penanaman sekitar satu juta pohon (sejak beroperasi 2022),” jelas Suadi kepada wartawan.
Operasional Andal di Tengah Tantangan Cuaca
Dalam menjalankan PLTS skala besar ini, Pertamina menugaskan tim operator bersertifikasi untuk memastikan sistem bekerja secara berkelanjutan. Tim tersebut juga melakukan perawatan rutin guna menjaga keandalan pasokan energi.
Meski demikian, faktor cuaca menjadi tantangan tersendiri. Ketika kondisi buruk terjadi, terutama saat hujan deras atau disertai petir, para operator memilih tidak turun ke lapangan demi keselamatan kerja. Mereka memantau seluruh sistem dari kantor melalui sistem monitoring digital.
“Seandainya ada gangguan, ada alarm, nanti kita safety-kan dulu dengan mematikan power-nya saja. Dan kalau cuaca sudah mendukung, baru kita action,” ujar Suadi.
Kendati menghadapi kondisi cuaca ekstrem, Pertamina NRE tetap mampu memanfaatkan radiasi sinar matahari di wilayah Rokan secara maksimal. Sistem PLTS ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga efisien dari sisi ekonomi. Dalam satu tahun, potensi penghematan biaya listrik diperkirakan mencapai Rp50 miliar.
Ke depan, kapasitas pembangkit akan terus ditingkatkan hingga mencapai 55,7 MWp. “Nantinya energi bersih akan menjadi tulang punggung dalam operasional Zona Rokan untuk mendukung target pengurangan emisi sekaligus swasembada energi nasional,” tambah Suadi.
Dukungan Pertamina NRE untuk Transisi Energi Nasional
Pertamina NRE berperan penting sebagai motor penggerak bisnis energi bersih di tubuh Pertamina Group. Upaya pengembangan PLTS di Zona Rokan menjadi bagian dari langkah strategis perusahaan untuk memperluas penerapan energi baru terbarukan di berbagai wilayah operasional.
Analyst II Governance Relation Pertamina NRE, Arif Mulizar, menjelaskan bahwa pihaknya terus membangun panel surya di hampir semua kilang milik Pertamina di Indonesia. Hal ini sejalan dengan potensi besar energi surya di tanah air yang kaya sinar matahari sepanjang tahun.
“Selain Zona Rokan, Pertamina NRE telah membangun solar panel hampir di semua kilang milik Pertamina. Penggunaan energi terbarukan berbasis PLTS sangat cocok dengan musim di Indonesia,” ujar Arif.
Arif juga menegaskan, fokus pengembangan energi terbarukan yang dilakukan Pertamina NRE disesuaikan dengan potensi sumber daya alam lokal. Indonesia dinilai memiliki kekuatan besar untuk mengembangkan berbagai jenis energi bersih, termasuk tenaga panas bumi (geothermal) dan energi surya.
“Secara umum renewable energy yang dicoba untuk Pertamina NRE kembangkan yaitu renewable energy yang kuat secara strength-nya, secara feedstock-nya di Indonesia. Kita cukup dari kita (Indonesia) dulu, kita coba untuk kembangkan terus,” imbuhnya.
Menuju Masa Depan Energi Berkelanjutan
Pembangunan PLTS Zona Rokan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Pertamina menuju masa depan energi berkelanjutan. Selain memberikan kontribusi besar dalam menekan emisi karbon, proyek ini juga menegaskan peran Pertamina sebagai pelopor transisi energi nasional.
Dari sisi lingkungan, efisiensi, dan keberlanjutan, PLTS Rokan diharapkan menjadi contoh bagi pengembangan proyek serupa di sektor migas dan industri lainnya. Pertamina berkomitmen terus memperluas investasi di bidang energi baru terbarukan untuk mencapai target net zero emission.
Dengan langkah-langkah nyata seperti pengoperasian PLTS Rokan, Pertamina menunjukkan bahwa transformasi menuju energi bersih bukan sekadar wacana, tetapi menjadi bagian dari strategi bisnis yang terintegrasi.
Proyek ini bukan hanya investasi pada teknologi, melainkan juga investasi untuk masa depan bumi yang lebih hijau dan berkelanjutan.