Fintech

Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp 87 Triliun, Tumbuh Signifikan

Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp 87 Triliun, Tumbuh Signifikan
Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp 87 Triliun, Tumbuh Signifikan

JAKARTA - Industri fintech peer to peer (P2P) lending terus mencatat pertumbuhan signifikan. 

Dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp 87,61 triliun per Agustus 2025, meski laju pertumbuhan sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya.

Pertumbuhan Outstanding Pembiayaan Fintech

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa outstanding pembiayaan fintech P2P lending mencapai Rp 87,61 triliun per Agustus 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menyebut angka tersebut tumbuh 21,62% secara year on year (YoY).

Pertumbuhan ini menandai keberlanjutan ekspansi fintech lending dalam memperluas akses pembiayaan, meski sedikit menurun dibanding pertumbuhan Juli 2025 yang mencapai 22,01% YoY. Nilai pembiayaan per Juli tercatat Rp 84,66 triliun, sehingga ada indikasi stabilisasi pertumbuhan yang lebih sehat.

Menurut Agusman, tren ini menunjukkan industri fintech lending semakin matang, dengan pertumbuhan yang masih tinggi namun lebih terkendali, mencerminkan efisiensi manajemen risiko dan strategi penyaluran dana yang lebih selektif oleh para pelaku industri.

Tingkat Risiko Kredit Masih Terkendali

Meski terjadi pertumbuhan pembiayaan, tingkat risiko kredit macet atau TWP90 fintech P2P lending masih dalam kondisi aman. Agusman mencatat TWP90 per Agustus 2025 sebesar 2,60%, menunjukkan mayoritas pinjaman tetap lancar dan pengelolaan risiko berjalan baik.

Angka TWP90 tersebut mengalami peningkatan dibanding Agustus 2024 yang sebesar 2,38%, namun menurun jika dibandingkan posisi Juli 2025 sebesar 2,75%. Hal ini menunjukkan fluktuasi risiko yang tetap berada dalam batas aman ketentuan OJK, yakni tidak melebihi 5%.

Keberhasilan menjaga TWP90 di bawah batas aman menjadi indikator bahwa industri fintech P2P lending mampu mempertahankan kualitas portofolio pembiayaannya, sekaligus memberi kepercayaan kepada investor dan peminjam mengenai keamanan transaksi di sektor ini.

Tren Pertumbuhan Terkini dan Analisis

Pertumbuhan outstanding pembiayaan fintech lending menunjukkan tren stabil meski ada sedikit pelambatan. Laju pertumbuhan yang menurun dari 22,01% pada Juli menjadi 21,62% pada Agustus menunjukkan penguatan mekanisme seleksi dan manajemen risiko oleh penyelenggara fintech.

Agusman menekankan bahwa pertumbuhan yang terkendali ini justru sehat bagi industri, karena mencegah overekspansi yang bisa meningkatkan risiko kredit. Penyaluran pembiayaan yang lebih selektif juga diharapkan mendorong keberlanjutan industri, sekaligus memperluas akses ke segmen masyarakat yang lebih beragam.

Industri fintech lending diproyeksikan terus memainkan peran strategis dalam memperluas inklusi keuangan nasional. 

Pinjaman daring menjadi alternatif pembiayaan yang cepat dan mudah, sehingga membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun individu memperoleh modal usaha tanpa prosedur perbankan yang rumit.

Prospek Industri Fintech Lending ke Depan

Dengan outstanding pembiayaan yang mencapai Rp 87,61 triliun dan risiko kredit yang masih terkendali, prospek industri fintech P2P lending terlihat positif. Agusman menyebutkan pencapaian ini menegaskan peran fintech dalam memperluas akses keuangan secara inklusif.

Masa depan fintech lending di Indonesia diprediksi tetap tumbuh seiring adopsi teknologi finansial yang meningkat, minat investor, dan penetrasi layanan ke wilayah yang belum terjangkau perbankan konvensional. 

Keberlanjutan industri ini juga didukung regulasi OJK yang ketat namun fleksibel, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan manajemen risiko.

Kondisi saat ini memperlihatkan bahwa fintech lending bukan hanya solusi pembiayaan alternatif, tetapi juga instrumen yang dapat mendukung stabilitas ekonomi dan inklusi keuangan jangka panjang. 

Dengan pengelolaan risiko yang baik dan pertumbuhan yang sehat, industri ini diproyeksikan mampu menjadi pilar penting dalam ekosistem keuangan digital Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index