JAKARTA - Aktivitas transaksi digital di perbankan terus menunjukkan pertumbuhan signifikan, tak terkecuali di bank digital.
PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) mencatat volume transaksi yang melonjak tajam, seiring meningkatnya minat masyarakat menggunakan layanan keuangan digital.
Head of Digital Strategy Allo Bank, Destya Pradityo, mengungkapkan bahwa fitur utama seperti QRIS, transfer, top-up, dan pembayaran tagihan mengalami kenaikan transaksi sekitar tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara layanan pembiayaan digital, termasuk PayLater dan Instant Cash, mencatat pertumbuhan hingga enam kali lipat. Lonjakan ini menandai tren pemanfaatan transaksi digital yang terus meningkat di kalangan nasabah.
Destya menambahkan, frekuensi transaksi digital, volume transfer, serta penggunaan layanan PayLater dan Instant Cash tetap menunjukkan tren positif.
“Kami belum merasakan perlambatan, aktivitas nasabah Allo Bank tetap dinamis dan terus bertambah,” ujarnya. Pertumbuhan ini juga mencerminkan peningkatan keterlibatan nasabah, bukan sekadar pembukaan rekening semata.
Inovasi Produk dan Layanan Digital
Sejak grand launching pada Mei 2022, Allo Bank memperluas rangkaian layanan digital yang menjadi tulang punggung pertumbuhan transaksi.
Produk utama termasuk Allo Pay dan Allo Pay+ sebagai platform pembayaran dan e-wallet, tabungan digital yang memungkinkan pembukaan rekening tanpa cabang fisik, serta layanan digital lending seperti PayLater dan Instant Cash. Selain itu, Allo Grow menawarkan produk simpanan dan investasi digital yang mudah diakses.
Destya menekankan, kontribusi layanan-layanan ini terhadap kinerja bank sangat signifikan. Lonjakan transaksi mendorong pendapatan operasional sekaligus meningkatkan jumlah nasabah aktif.
“Retensi dan engagement naik seiring semakin banyak nasabah yang benar-benar memanfaatkan fitur, bukan hanya membuka rekening,” ujarnya.
Fokus pada inovasi produk dan digitalisasi layanan membuat Allo Bank mampu menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen, sekaligus mendukung pertumbuhan ekosistem keuangan digital secara keseluruhan.
Strategi Ekspansi dan Target Pasar
Untuk mempertahankan momentum, Allo Bank menyiapkan strategi ekspansi yang terukur. Fokus utama mencakup penetrasi pada segmen ritel, milenial, serta masyarakat unbanked dan underbanked.
Pendekatan ini ditujukan untuk menjangkau pengguna yang sebelumnya terbatas akses terhadap layanan perbankan, sekaligus memperluas basis nasabah digital.
Beberapa katalis pertumbuhan meliputi pengembangan ekosistem dan kemitraan strategis, peningkatan literasi keuangan digital, inovasi produk baru, penguatan infrastruktur teknologi, serta perbaikan pengalaman pengguna.
Semua langkah ini dirancang agar nasabah tetap aktif memanfaatkan layanan, bukan sekadar menjadi pengguna pasif.
Destya menambahkan, strategi bukan hanya fokus pada akuisisi nasabah baru, tetapi juga memastikan nasabah yang ada tetap menggunakan layanan secara aktif dan relevan. Hal ini menjadi salah satu kunci keberhasilan bank digital dalam mempertahankan pertumbuhan transaksi yang stabil dan berkelanjutan.
Prospek Transaksi Digital 2026
Melihat ke depan, Allo Bank menargetkan pertumbuhan transaksi digital tetap kuat pada 2026, baik dari sisi volume maupun nilai transaksi. Lonjakan transaksi digital tidak hanya berdampak pada kinerja operasional, tetapi juga memperkuat posisi Allo Bank di pasar perbankan digital nasional.
Dengan memperkuat pengalaman pengguna, memperluas penetrasi pasar, dan menghadirkan inovasi produk secara berkelanjutan, Allo Bank optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan.
Destya menegaskan bahwa fokus utama adalah memberikan layanan digital yang mudah digunakan, relevan, dan memberikan nilai tambah bagi nasabah.
Kinerja positif ini menjadi bukti bahwa strategi digital yang tepat, didukung inovasi produk dan penguatan ekosistem, mampu mendorong pertumbuhan transaksi yang signifikan. Bank digital seperti Allo Bank semakin menunjukkan daya saing yang kuat di tengah persaingan perbankan modern.